twitter


Selimut Cinta
Oleh : Surya Fazar

Sayang, mendekatlah
Biar kudekap hatimu
Biar kuhangatkan hatimu yang menggigil pasi
Dengan selimut yang kudapat dari sorotan mentari pagi
Bersama kejora yang mengawali hari
Hanya itu yang kumiliki
Selimut hangat yang kudapat dari mentari
Hanya itu yang bisa kulakukan
Memerahkan hatimu yang pasi
Dengan selimut cinta



Merangkai Bait Cinta
Oleh : Surya Fazar


Kuusik,
Kubiak,
Dan kusibak setiap kata
Mengumpulkan ranting-ranting suci
Yang akan ku jadikan bingkai hati
Yang kususun setiap kata menjadi bait-bait cinta
Yang kutata empat baris kisah dalam baitnya
Dan empat baris kasih setelahnya
Memang berat kurasa!
Tapi, itulah usaha
Usaha untuk menghasilkan bait-bait cinta



Karangan Kecil Buat Kamu
Oleh : Surya Fazar

Buka mata dan bangunlah dari karangan-karangan angan milikmu
Perhatikan hari yang menyambutmu kini
Yang menyambutmu dengan sorotan hangatnya mentari pagi
Coba lihat!
Orang-orang disekitarmu, pohon-pohon, serta benda lain di sekelilingmu
Mereka tersenyum.....
Tidak lain karena mereka menyayangimu dan menyambut hari milikmu
Perhatikanlah suasana pagi yang indah karangan alam ini
Dengan nyanyian camar ini, sorot hangatnya, serta indah cerahnya
Semua adalah kado spesial dari tuhan untuk mu
Ini hanya sebuah karangan kecil yang kutata untukmu
Yang tak sebanding dengan karangan alam
Yang merupakan kado spesial dari tuhan


Happy Milad, Dinda!
Oleh : Surya Fazar
Pagi ini cerah,
Secerah wajah dinda yang menabur cinta
Pagi ini indah,
Seindah senyum dinda yang memangkuk sabitnya                                    
Sorot pagi ini menusuk mesra,
Semesra lirikan mata dinda yang menusuk jiwa
Nyanyian camar pagi ini terdengar syahdu
Sesyahdu dendangannya
Pagi ini pagi yang bahagia
Namun tak sebahagia hati dinda
Yang mendapatkan sebuah kado berupa puisi cinta
Happy milad, dinda!



Diam-Diam Hati Bicara
Oleh : Surya Fazar
Setiap  bintangnya menyoroti bintangku
Tubuhku kaku membeku, bibir seakan terekat satu sama lain
Diam bukan diam
Bicara pun  tidak!
Hati bertanya siapa dia
Paras indah mata berkaca
Laksana bintang yang menghias gulita
Tuhan sampaikan salamku padanya
Beritahu aku siapa namanya



Cinta PertamaKU!!!

            10:13 Kenangan Itu Kembali Datang
            Pagi menjelang siang kali ini Hujan tidak turun lagi. Sepertinya alam mengerti suasana hati ini, cerah dan terlihat sumringah. Surya pun terbit dengan percaya dirinya membawa cahaya menerangi cakrawala yang dinantikan seluruh makhluk dunia. Suara seretan sendal di luar terdengar beriringan bercampur dengan celotehan dan larian kecil anak-anak yang ikut ibunya ke pasar. Berat langkah untuk pergi ke pasar beli sayur mayur beserta lauk pauk untuk masakan weekend kali ini. Kebiasaan anak perantauan masak bersam-sama sekali seminggu.hari selebihnya makan masing-masing.
Masih teringat dengan mimpi indah tadi malam. Mimpi yang telah bertahun-tahun diharapkan terjadi. Pertama kali berjumpa dengan dirinya disaat umurku sebelas tahun. Masih duduk di kelas lima sekolah dasar desa sukajadi perbaungan. Desa pedalaman kota medan yang dekat pantai cermin dan berbagai nama pantai lainnya. Pantai yang biasa aku kunjungi dengan teman-teman kecilku. Bermain dengan ombak-ombak kecil, mencari kerang-kerang mungil yang biasa orang menyebutnya remis. Cara mencarinya dengan cara menggali pasir. Kalau terlihat kerang mungilnya langsung dipisahkan dari pasir. Seperti mencari emas saja.
Mencari makan masing-masing karena pada sibuk dengan kegiatan perkuliahan dan pekerjaan. Tak jarang dalam sehari hari berjumpa ketika larut malam, itupun sudah pada lelah dan merebahkan badan untuk mengisi energi untuk esok hari. Makanya weekend kami sempatkan untuk masak bareng sambil menghilangkan kepenatan setelah satu minggu lelah dengan tanggung jawab yang tak tahu kapan usainya. Sekalian menambah keakraban dan tak jarang kami bercerita keunikan peristiwa yang dialami selama enam hari yang telah terlewati. Dan tak tahu kenapa setiap weekend pasti ada saja peristiwa unik yang baru. Ada yang dimarahi sama atasanlah. Ditembak sama cewe satu kerjaanlah. Kalau aku sering cerita tentang masalah perkuliahanku.
Saat umurku sebelas tahun, perempuan itu sudah tiga belas tahun. Kaka kelas aku di sekolah dasar. Aku kelas lima dan dia kelas enam. Namanya Khairunnisa. Kalau gak salah namanya itu doang. Aku lupa sih. Dialah perempuan pertama yang mengalihkan duniaku. Ya, mengalihkan dunia anak-anak ke dunia remaja yang penuh dengan cinta. Perempuan itu cantik, ramah, baik, dan murah senyum lagi. Kalau melihatnya hati aku sering deg-degan gitu. Bahkan mulut pun mau menyapa jadi terbungkam seketika. Semua berawal ketika ia lewat depan kelas ku, kelas lima b tepatnya. Tak tahu kenapa waktu itu aku pengen melihat keluar kelas. Dan ia pun lewat dihadapanku. Aku dan dia pun saling berpandangan. Saat itu juga ada rasa yang tak pernah ku rasakan sebelumnya.
Aku anggota paling muda di kontrakan. Satu-satunya penghuni yang masih sembilan belas tahun sebelas hari dan masih duduk di bangku semester dua universitas negeri jakarta. Kontrakan ini beranggotakan tujuh orang. Satu orang yang sudah resmi jadi guru pendidikan kewarganegaraan disalah satu sekolah menengah kejuruan di kota ini. dua orang baru saja menjalani wisuda. Dua orang lagi menyusun skripsi. Satu orang dalam proses ppl. Satu orang semester 4 dan kemudian aku. Aku yang paling muda.
Weekend kali ini kami masak sayur asem plus sambel belacan yang belacannya dihadirkan dari indramayu langsung. Katanya belacan asli dan terasa banget kenikmatannya. Salah dua dari kami ada yang dari indramayu. Kami dari berbagai daerah luar jakarta. Tugasku menggiling cabai, bawang, tomat dan belacan, untuk membuat sambel belacannya. Yang lainnya pada sibuk dengan kerjaannya. Ada yang menyiapkan sayuran. Aku gak tau sayuran apa saja yang tadi mereka beli. Aku paling gak mengerti nama-nama sayuran.
Setelah semuanya sudah selesai. Kami pun menyiapkan hidangan untuk dihidangkan di depan televisi dan siap-siap untuk disantap bareng. Biasalah, sebelum melahap makanan, berdo’a bersama tidak pernah kami tinggalkan. Kebetulan semua muslim. Setelah do’a selesai, seperti biasa celotehan dari bang jek, ketua kontrakan, katanya, hidup ini harus membangkang, tapi untuk urusan sama Allah baru tidak boleh membangkang. Awalnya aku tidak tahu maksud dia. Namun aku pikir-pikir benar juga apa yang dia bilang. Kami pun menyantap makanan.
Semenjak aku hidup. Rasa seperti ini baru aku rasakan. Aku tidak tahu, kenapa bisa muncul rasa seperti ini. Makan pun tak enak, tidur tak nyenyak. Bayangan wajahnya selalu menyelimuti pandanganku. Disaat aku mau tidur dan memejamkan mata, senyuman dan lambaian rambutnya yang terlihat. Aku pun jadi senyum-senyum sendiri. Akhirnya aku jadi insomnia. Tidur larut malam. Belajar pun tidak nyaman. Hati semakin hari semakin deg-degan.
Telah seminggu lamanya aku lewati dengan perasaan yang berkecamuk tak menentu. Aku tidak tahu harus bagaimana atau aku harus bagaimana. Jalan satu-satunya aku curhat dengan temanku. Aku menceritakan semua yang aku rasakan. Ia pun memberikan solusinya. Agar aku mendekatinya dan mengatakan perasaanku padanya. Katanya ia mau mencarikan nomor handphone perempuan itu. Tapi sayang, aku belum punya handphone. Langkah terakhir yang teman aku tawarkan, aku disuruh buat surat cinta untuk diberikan ke perempuan itu. Itulah surat cinta pertamaku. Yang aku pun tidak tahu bagaimana harus memulainya. Jadi galau deh akunya.
Kami pun menyantap makanan. Benar banget, rasa sambal belacannya terasa kenikmatannya. Apalagi sebelumnya dipanggang dulu. Huh,,, pedassss. Tapi, rasanya sayurnya yang tidak sesuai harapan. Sayur asem yang seharusnya asem eh malah kemanisan. Kebanyakn gulanya sih. Dan kami tidak ada yang teringat untuk mencicipi sedikit sebelum masakan diangkat. Tapi tak apalah, yang penting kebersamaannya.
Kebersamaan pun terlihat dari temanku yang satu ini. Dia membantu ku untuk membuat surat cinta pertama.
Surat cinta,,,,,
            Assalamu ‘alaikum wr.wb
            Hai nisa. Nama aku fajar. Aku salah satu penggemar terselubungmu. Aku gak tau mau menulis apa di surat ini. Aku hanya ingin menyampaikan perasaan hati ini padamu. Perasaan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Bahkan, perasaan ini tidak pernah muncul disaat-saat bahagiaku dengan orang tua dan keluargaku. Perasaan ini beda.
            Pertama kali aku melihatmu, dada ini langsung deg-degan gak karuan. Selama seminggu perasaan ini aku rasakan. Gara-gara senyuman dan lambaian rambutmu yang panjang menyelimuti pandangan ini. Tidur tak nyenyak, makan pun tak enak. Ternyata, aku baru tahu bahwa perasaan ini adalah naluri seorang laki-laki yang dalam proses peremajaan diri. Aku jatuh cinta padamu.
            Rembulan malam menarik pandangan setiap insan karena cahanya yang indah dan menawan. Kamu menarik pandanganku dan mengalihkan duniaku karena kelembutan dan senyum indah diwajahmu. Mau kah kamu jadi pacarku?
Aku tunggu balasanmu,,,

Fajar
Diam-diam suka kamu

Itulah surat cinta yang aku tulis pertama kali dalam hidupku. Aku tidak berani memberikannya langsung. Temanku yang membantu memberikan. Setelah tulisan itu dilayangkan, hati ini terasa lebih tenang. Walaupun tidak setenang sebelum perasaan jatuh cinta itu hadir dalam hidupku.
Aku bangga mereka hadir dalam hidupku. aku tak tahu akan jadi seperti apa jika aku tidak dipertemukan oleh tuhan dengan mereka. Bagiku mereka adalah bagian dari hidupku yang tak akan pernah aku lupakan.
Semenjak itu, aku jadi sering bermain di dekat kelasnya. Sambil memandangi wajahnya secara diam-diam. Tapi sayang banget, pandangan yang awalnya berhiaskan kebahagiaan menjadi pemandangan tidak sedap, karena ada teman satu kelasnya yang dekat-dekat dengan dia. Namanya mashyur. Aku pun langsung pergi deh. Daripada aku kecewa.
Seminggu berlalu tidak ada balasan. Aku mulai gelisah. Keesokan harinya, temanku datang ke rumah dan membawa kabar bahagia. Dia membawa sebuah amplop putih yang berhiaskan merah biru di pinggir-pinggirnya, udah kaya bendera belanda saja. Ternyata itu surat dari Khairunnisa. Wanita yang aku idam-idamkan. Aku langsung merebut surat itu dan langsung aku buka dibelakang rumah, karena kalau di depan rumah nanti ketahuan ibu dan ayah aku bisa berbahaya. Bisa kena bogem akunya. Lagian, dibelakang rumah lebih nyaman dan asri, anginpun bertiup kencangnya menarik-narik daun-daun pohon pinang, bambu, dan rumbia agar menari bersama-sama hingga menciptkan suara-suara menentramkan jiwa.

Surat Balasan,
Hai juga Fajar.
Awalnya aku gak tahu kamu yang mana. Namun diam-diam aku mencari tahu. Kamu anak kelas lima kan. Sebenarnya sih aku juga suka dan cinta sama fajar. Tapi aku gak berani bilang langsung sama fajar. Perasaan ini aku pendam sendirian dan tidak ada yang tahu. Makasih ya udah suka dan cinta sama aku. Tapi maaf fajar, aku udah punya Pacar, namanya Mashyur, ketua kelas di kelas aku. Makasih ya udah suka dan cinta sama aku. Tapi kamu datang pada waktu yang tidak tepat.
Maafkan aku,,,
Khairunnisa
Yang kamu cintai diam-diam
Bersambung,,,





Cinta Ojek Payung!!!
Oleh : Surya Fazar

            Malam ini tidak seperti biasanya, begitu terang benderang ditemani dengan bintang-bintang dan bulan purnama yang begitu terlihat indah parasnya. Kebetulan malam ini adalah malam minggu, malam minggu adalah malam yang sangat di tunggu-tunggu dua insan manusia yang sedang menjalin ikatan pacaran. Apalagi keadaannya seperti ini. Duh,,, indahnya,,,
 Banyak anak muda mudi mengatur rencana mau kemana mereka akan pergi jalan-jalan. Tapi tidak untuk dua insan yang sedang duduk berduan di halaman rumah yang baru mereka tempati 10 bulan lamanya. Mereka tidak suka jalan-jalan. Mereka lebih suka duduk berduaan didepan rumah seperti ini. Mereka berdua memang pacaran. Tapi pacaran yang bersifat islami. Pacaran setelah menikah namanya. Duh romantisnya,,,
 Kali ini mereka berduan bercanda gurau dengan beralaskan tikar yang terbuat dari daun purut. Mereka duduk saling berhadapan. Dihadapan mereka tersusun rapi makanan yang sudah dipersiapkan sang istri tadi sore sebelum maghrib. Tersedia nasi putih pulen hangat yang masih terlihat mengepul asapnya, sayur daun singkong tumbuk yang ngambil dibelakang rumah kesukaan sang suami serta sambal belacan yang melengkapi. Menu yang sederhana tapi kaya penuh rasa. Dan tak lupa dengan sebuah lilin yang menemani mereka makan. Supaya terlihat istimewa seperti direstoran-restoran gitu. Memang suasana yang sangat tenang, sebab mereka tinggal di desa pedalaman yang suasananya jauh dari keributan.
Malam minggu kali ini adalah malam minggu yang sangat mereka tunggu-tunggu. Sebab genap sudah setahun mereka menikah membangun rumah tangga. Apalagi saat ini sang istri sedang mengandung buah hati pertama mereka yang sudah memasuki hari-hari melahirkan. Sebelum mereka memulai makan malam, sang suami meminta istri untuk menutup matanya dan jangan membukanya sebelum ada arahan untuk membuka. Sang istri pun menutup matanya. Sang suami pergi ke kamar untuk mengambil kue yang bertuliskan Anniversary 1th dan setangkai bunga mawar merah yang sengaja dipersiapkannya tadi setelah kembali dari kerjaan.
Dan setelah kejutan sudah hadir dihadapan, tara,,,,, sang istri pun tertegun, tersenyum bahagia dan sedikit meneteskan air mata, “I love you” kata sang suami sembari mencium kening istri. Suasana pun menjadi begitu mesra. Dan mereka pun saling suap menyuapi satu sama lain. Malam ini adalah malam milik mereka berdua. Bahagianya...
Setelah makan malam usai, dan sudah dibereskan. Mereka pun berubah posisi saling bergandengan tangan sambil telentang menatap bintang-bintang yang bertaburan dan bulan benderang. Mereka saling mengingat masa-masa awal perkenalan mereka yang masih malu-malu kucing. Sang suami bercerita tentang awal perjumpaan mereka pertama yaitu pada saat sang istri kehujanan sepulang dari kerjaan dan tidak membawa payung di depan salah satu toko buku langganannya. Secara diam-diam sang suami selalu melihatnya pada saat sang istri pulang kerja, tapi ia malu untuk kenalan. Dan inilah saat waktu yang tepat untuk berkenalan dengan menawarkan ojek payung. Sang suami pun langsung bergegas meminjam payung anak-anak yang sedang berkeliaran menawarkan ojek payung dan memberikan uang sepuluh ribu dan ia pun berlari menghampiri istrinya dan menawarkan ojek payung menuju halte busway terdekat. Payung pun diberikan dan sang suami yang ketika itu belum jadi suami harus basah-basahan hanya demi bisa berkenalan. Tangan pun bersedekap di dada dan sambil menahan kedinginan.
Karena sang suami atau calon suami adalah laki-laki pemalu, sepanjang jalan ia tidak angkat bicara sedikitpun hingga sampai di stasiun busway. Disela-sela perjalanan wanita yang ternyata tulang rusuk sang suami selama ini cari-cari diam-diam melihat wajah laki-laki yang ternyata menjadi tulangpunggungnya, terlihat wajah yang baik dan tulus. Dan tiba-tiba jantungnya pun berdegub. Astaghfirullah,, Langsung ia mengalihkan pandangan.
Sesampainya di stasiun busway, saat sang istri akan membayar, sang suami menyangkal dan mengatakan tidak usah karena dia ikhlas. Sang suami pun langsung pergi karena semakin kencang degupan jantungnya. Selang beberapa detik, sang istri pun memanggil, “Hey ojek payung, terimakasih ya” sambil tersenyum. Sang suami pun tersenyum, “Iya sama-sama” sambil gemeteran bilangnya.
Bersambung,,,, (mau baca Buku Dulu)

·         Belajar menulis Novel :P