twitter


"Gimana mau kuliah, lo nggak ngerasain sih jadi anak sulung dengan dua adik yang masih kecil. Belum lagi bokap bermasalah dengan jantungnya dan tidak lagi bekerja. Nyokap gue cuma penjaga apotik. Emangnya menurut lo, gue punya pilihan setelah lulus?"

Hai Sobat, maaf nih openingnya udah marah-marah.

Kalimat diatas itu milik sahabat saya. Ketika itu kami sedang ngobrol santai di tangga dekat kelas. Doi memang pribadi yang terbuka dan selalu berbicara apa adanya. Itu yang membuat saya nyaman berteman dengannya. Selain itu, doi juga masih single, cantik, dan baik (hayo udah siap-siap minta akun facebook atau twitternya ya? Hihihi)

Ya, berhubung ini bukan lapak biro jodoh, saya kembalikan topik pada judul dimuka. Pasti sudah hafal dengan kalimat ini 'Hidup Itu Pilihan'.

Pilihan mau melanjutkan bernafas atau berhenti dan ... eh jangan bunuh diri dulu. Minimal sampai selesai baca lapak ini.

Entah kenapa ya, saya sering gregetan (-ala sherina) setiap dengar pertanyaan "emang ada pilihan lain?", seperti apa yang sahabat saya ucapkan diakhir kalimatnya. Masa kalah sama restoran cepat saji, mereka saja menawarkan banyak menu, menurut saya, begitu juga hidup.

"Banyak pilihan, namun semua menjebak"

Ah tidak juga. saya contohkan penilaian saya terhadap alur cerita film perahu kertas (mudah-mudahan semua tahu film ini. Ya minimal kalau belum tahu searching lah di google).

Kisah tentang Keenan yang memiliki bakat dalam melukis, namun tidak pernah didukung oleh sang ayah.

Keenan sempat memilih untuk menjadi pelukis, sampai ayahnya sakit dan tidak lagi sanggup menangani perusahaan keluarga. Keenanpun meninggalkan dunia lukis dan beralih menjadi direktur.

Singkat cerita, sayang banget (selain sayang buat Adipati Dolken yang berperan sebagai Keenan. Ups!), padahal ya, dia tak perlu sampai mengubur cita-citanya menjadi pelukis. Memangnya setiap detik yang ia lewati hanya sebagai direktur?

Kalau saya jadi Keenan, saya akan tetap geluti keduanya. Karna yang kita butuhkan hanya satu,yakni Komitmen :-)



Seperti kata pak Isa Alamsyah (penulis No Excuse), bahwa tidak ada manusia didunia ini yang fokus hanya pada satu tujuan. Dan dapat dikatakan bahwa hal tersebut wajar.

Kesimpulan lapak ini adalah,

'pilihan hanya ada antara yang baik dan paling baik. Dalam keadaan apapun, kita akan selalu dihadapkan pada pilihan. Kenapa? Karna pilihan kita sendiri yang buat, dan kita pula yang berkuasa mengaturnya'

Cocok? Bungkus!

0 komentar:

Posting Komentar