twitter


Et, ini bukan tentang gulali atau lolipop, sob.

"Dunia itu indah, tapi menipu. Akhirat itu sangat indah, tapi tak terlihat. Maka lampauilah keindahan dunia dengan wawasan akhirat"

#hayo siapa yang udah siap-siap dengan handphone untuk update status atau ngetwit kata-kata diatas?
Boleh kok, Sob, saya juga coppas murni dari ust. Agus (salah satu penasihat di LKN PKPU)

Back to judul, apa sih maksudnya ujian nano-nano?

Gini loh, Sob, selama ini kita beranggapan bahwa ujian adalah musibah atau segala sesuatu yang tidak menyenangkan untuk kita. Misalnya, nilai matematika jelek, pas dijalan tidak sengaja menabrak anak tentara yg bercanda dipinggir jalan, eh sampai rumah kena omel nyokap lagi.

Sebenarnya Sob, bukan hanya kejadian-kejadian diatas yang bisa kita sebut ujian. Punya wajah cantik/tampan, dikasih uang jajan lebih sama bokap atau dianterin pulang sama sahabat itu juga bisa dibilang ujian.

Ilustrasinya:

Edi ikut lomba cipta lagu. Dan Alhamdulillah lagu doi terpilih sebagai lagu terinspiratif. Doi berhak mendapatkan hadiah berupa uang senilai Rp 500.000. Wih, senang bukan kepalang. Untuk ukuran pelajar yang sering bokek, doi berasa kejatuhan durian runtuh.

Tanpa fikir panjang lagi, doi calling teman sebangku, sobat tongkrongan, mantan gebetan,  dari SD sampai SMA. Nggak lupa juga ibu kantin yang sering diutangin. Edi membawa mereka kesebuah restoran untuk makan (iyalah, masa untuk macul?).

Saking bahagianya, Edi menghabiskan semua uangnya.

Sudah lihat belum Sob dimana letak ujian terselubung dari hadiah yg Edi terima?
#bantuan buat yang belum sadar, Edi itu pelupa. Ia tidak menyisihkan bahkan sebagian kecil uangnya untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan. Boro-boro sedekah, ingat beli sesuatu untuk bokap nyokap aja nggak.

Nah disinilah Sob. Dibalik kenikmatan yang Allah berikan, selalu ada 'sesuatu' yang harus kita ingat, bahwa ujian itu memiliki banyak rasa dan warna.

Kalau kita ingat hal tersebut, asyik loh Sob. Jiwa raga kita akan selalu siap menerima keadaan apapun. Baik yang manis seperti yg nulis atau yang pahit seperti jamu ibu lahiran (tahukan rasanya?).

Tidak hanya itu Sob, kita juga senantiasa bersyukur kepada sang Pencipta.
Bicara soal syukur, sama halnya Sob dengan yang kita bahas diatas tadi. Jangan pas kita terima kenikmatan aja ingat Allahnya.

Coba kita berfikir ya Sob, siapa yang bisa memberikan udara untuk kita bernafas selain sang Maha Rahman? Ia selalu memberikan apa yang kita butuhkan bahkan tanpa kita memintanya. (Bukan berarti Sobat nggak perlu lagi berdoa. Untuk bab doa, dibahas dilapak lain ya).

Bersyukur juga nggak cuma dengan sedekah ratusan rupiah. Kata ust. Agus, ada syukur minimal Sob, yaitu, jika tubuh kita tidak sedang berbuat kebaikan, ya jangan digunakan untuk kejahatan.

Mantap yah?!
Yuk, lapak ini kita tutup dengan quote:

"Iman tidak menjamin kita untuk selalu berlimpah dan tertawa. Tetapi ia menjaminmu merasakan lembut belaian cintaNya pada apapun dera yg menimpanya"


Siph? Bungkus!
(thanx To Ust. Agus)

By: LF

0 komentar:

Posting Komentar